Laporan
Kimia
Sifat Koligatif Larutan
Disusun
oleh:
Fiki Amalia
XII MIPA 1
Guru pembimbing : Ully Yunila, S.Si
SMAN 10 FAJAR HARAPAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
LKPD “SIFAT KOLIGATIF LARUTAN” kelas XII-MIPA
PENENTUAN TITIK DIDIH LARUTAN NON ELEKTROLIT
DAN LARUTAN ELEKTROLIT
1.
TEORI
Dasar Teori
Titik didih adalah suhu pada awal tekanan uap jenuh cairan itu = tekanan
luar (tekanan pada permukaan cairan), jadi titik didih bergantung pada tekanan
luar. Pada tekanan 1 atm, air mendidih pada suhu 100°C. Selisih antara titik
didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih (ΔTb).
Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa kenaikan titik didh tidak bergantung pada
jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh
karena itu, kenaikan titik didih tergolong sifat koligatif.
Titik didih adalah suhu
(temperatur) ketika tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal
yang dialami oleh cairan. Titik didih normal atau disebut juga titik didih
atmosferis dari sebuah cairan merupakan
kasus istimewa ketika tekanan uap cairan = tekanan atmosfer di permukaan laut,
1 atm. (https://id.m.wikipedia.org)
Pada waktu air dipanaskan maka suhu semakin tinggi dan pada dasar
bejana terlihat gelembung-gelembung uap air. Uap air jenuh dalam gelembung
mengembung, pecah, dan mengeluarkan bunyi karena suhunya lebih rendah dari suhu
air dibawahnya. Pada suhu 100°C dan tekanan normal maka gelembung-gelembung
terdapat di seluruh bagian zat cair dan setelah mencapai permukaan akan pecah.
Mendidih adalah peristiwa menguapnya zat di seluruh bagian zat cair karena
dipanaskan. Suhu pada saat suatu zat cair mendidih disebut titik didih. (www.zakapedia.com )
Titik didih adalah suhu dimana terjadi perubahan wujud dari cair
menjadi uap (gas). Apabila kita merebus air dalam panci tertutup, maka air
tersebut akan mendidih saat tekanan uap dalam panci mencapai 1 atm, karena
itulah merebus dalam keadaan tertutup lebih cepat mendidih dibandingkan dengan
keadaan terbuka.(http://akmsmkn1pas.blogspot.com
)
2.
TUJUAN
Siswa
mengetahui cara untuk menentukan titik didih larutan non elektrolit larutan
elektrolit secara eksperimen dan dapat membandingkan nilai titik didih larutan
non elektrolit dan larutan elektrolit.
3.
ALAT
DAN BAHAN
3.1 ALAT :
·
Gelas kimia 100 ml
·
Statif dan klem
·
Thermometer
·
Kompor listrik
·
Penjeput tabung
·
Tabung reaksi
·
Pipet tetes
3.2 BAHAN :
·
Larutan urea 1 m
·
Larutan urea 2 m
·
Larutan NaCl 1 m
·
Larutan NaCl 2 m
·
Air
4.
CARA
KERJA
a)
Siapkan gelas kimia 100 ml, masukkan ke dalam
gelas kimia tadi, air secukupnya dan panaskan, ini digunakan sebagai penangas
air.
b)
Sisihkan larutan urea 1 m yang akan diuji
setinggi 2 cm ke dalam tabung reaksi dan masukkan tabun reaksi dengan bantuan
penjepit ke dalam penangas air hingga larutas urea 1 m dalam tabung reaksi
mendidih
c)
Ikat termometer pada klem (atau pegang tali pada
ujung termometer dengan bantuan tangan) masukkan termometer ke dalam tabung
reaksi hingga menyentuh pertengahan larutan.
(termometer jangan sampai menyentuh dinding tabung
reaksi atau dasar tabung reaksi)
d)
Amati perubahan suhu larutan urea 1 m pada
tabung reaksi tersebut sehingga didapat yang konstan (suhu tidak naik lagi).
Catat perbuahan suhunya pada tabel pengamatan
e)
Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan larutan yang
berbeda yaitu larutan urea 2 m, larutan NaCl 1 m dan 2 m.
5.
HASIL
PENGAMATAN
NO.
|
Zat Terlarut
|
|
Titik didih (°C)
|
Kenaikan Titik Didih , ΔTb(°C)
|
|
Nama Zat
|
Konsentrasi
|
|
|
1.
|
Air
|
-
|
93°C
|
-7°C
|
2.
|
Lar. Urea
|
1 m
|
93°C
|
-7°C
|
3.
|
Lar. Urea
|
2 m
|
91°C
|
-9°C
|
4.
|
Lar.NaCl
|
1 m
|
92°C
|
-8°C
|
5.
|
Lar. NaCl
|
2 m
|
93°C
|
-7°C
|
Pembahasan :
Titik didih
larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut, karena larutan mengandung
zat terlarut yang akan menghambat pelarut untuk menguap. Akan tetapi, kami
melakukan kesalahan ketika praktikum. Kami telat melakukan percobaan titik
didih yang membutuhkan waktu lama. Kami telah kehabisan waktu ketika melakukan
percobaan ini, maka kami tidak bisa menunggu mendidih karena harus masuk ke
kelas. Hal ini yang menyebabkan data kami salah tidak seperti yang seharusnya.
Tidak mungkin kenaikan titik didih min (-).
Konsentrasi
(molalitas) mempengaruhi proses mendidihnya larutan, urea 2 m mendidih pada
suhu yang lebih tinggi daripada urea 1 m. Jadi konsentrasi yang tinggi akan
menyebabkan urea memiliki titik didih yang
lebih tinggi.
Konsentrasi
suatu zat menunjukkan jumlah partikel zat tersebut. NaCl yg memiliki
konsentrasi lebih besar berarti memiliki jumlah partikel yang banyak sehingga
membutuhkan titik didih yang lebih tinggi daripada NaCl yang memiliki konsentrasi
lebih kecil. NaCl ketika diuraikan mempunyai 2 ion yaitu Na⁺dan Cl⁻ sedangkan
urea (zat non elektrolit) tidak dapat diuraikan sehingga hanya memiliki 1 ion.
Oleh karena itu, NaCl (zat elektrolit) memerlukan titik didih yang lebih tinggi
dari urea (zat non elektrolit).
Kesimpulan
Kenaikan titik didih larutan
lebih tinggi daripada titik didih pelarut karena partikel zat terlarut
menghalangi pelarut untuk menguap. Kenaikan titik didih larutan dipengaruhi
oleh konsentrasi zat dan jumlah molekul zat tersebut. Tetapi tidak dipengaruhi
oleh jenis zatnya. Konsentrasi zat dan jumlah molekul zat yang besar
menyebabkan larutan memerlukan titik didih yang lebih tinggi. Larutan yang
memiliki konsentrasi sedikit akan mendidih pada suhu yang lebih rendah.
Daftar Pustaka
PENENTUAN TITIK BEKU LARUTAN NON ELEKTROLIT
& LARUTAN ELEKTROLIT
1.
TEORI
Dasar Teori
Titik
beku adalah suhu pada P tertentu dimana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu
tekanan uap air = tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan
titik beku larutan disebut penurunan titik beku
( ΔTf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan
bahwa penurunan titik beku
tidakbergantung padda jenis zat terlarut tetapi hanya pada konsentrasi partikel
dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Jika
suatu zat cair suhunya diturunkan terus, maka suatu zat akan berubah menjadi
zat padat (membeku). Pada waktu lilin didinginkan, maka akan membeku dan
suhunya tetap. Suhu yang tetap pada suatu zat membeku disebut titik beku. Untuk
zat yang sama, titik beku da titik leburnnya sama adalah sama misalnya titik
beku air dan titik lebur es adalah 0°C. (www.zakapedia.com)
Titik
beku adalah suhu dimana tekanan uap padatannya. Titik beku larutannya lebih
renadah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya
harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku
lebih lama daripada pelarut. (http://sitimapmap.blogspot.com)
Titik
beku larutan adalah temperatur pada saat kristal pertama dari pelarut murni
mulai terbentuk dalam keseimbangan dengan larutan. (http://koligatif.freeiz.com)
2.
TUJUAN
Siswa mengetahui
cara untuk menentukan titik beku larutan non elektrolit dan larutan elektrolit
secara eksperiment dan dapat membandingkan nilai titik beku larutan non
elektrolit dan larutan elektrolit.
3.
ALAT
DAN BAHAN
3.1 ALAT :
-
Gelas kimia 250 ml
-
Tabung reaksi dan raknya
-
Termometer
-
Pengaduk kaca/ kawat pengaduk
-
Sendok
-
Statif dan klem
3.2 BAHAN :
-
Larutan urea
1 m
-
Larutan urea 2 m
-
Larutan NaCl 1 m
-
Larutan NaCl 2 m
-
Air
-
Garam dapur
-
Es batu
4.
CARA
KERJA
a)
Siapkan gelas kimia ukuran 250 ml, masukkan
bongkahan kecil/ serpihan esbatu dan garam dapur ke dalamnya secara berlapis-lapis
(masukkan es batu sedikit, tutup atasnya dengan garam kemudian aduk, masukan
kembali es batu dan letakkan garam di atasnya dan aduk, lakukan seterusnya)
hingga ¾ tinggi gelas kimia tersebut.
b)
Campuran di atas dinamakan campuran pendingin.
Kemudian ukurlah suhu cammpuran pendingin ini dengan termometer.
c)
Masukkan larutan urea 1 m yang akan diuji
setinggi 2 cm ke dalam tabung reaksi dan masukkan tabung reaksi ke dalam
campuran pendingin di atas.
d)
Aduklah larutan pada tabung reaksi dengan
gerakan turun naik menggunakan kawat hingga semua larutan dalam tabung reaksi
membeku.
e)
Kemudian ukurlah suhu larutan yang membeku tadi
dengan menggunakan termometer.catat perubahan suhunya pada tabel pengamatan.
f)
Ulangi langkah 3-5 untuk larutan yang berbeda
yaitu larutan urea 1 m dan 2 m,larutan NaCl 1 m dan 2 m serta air.
Note :
Apabila es batu dalam campuran
pendingin telah banyak yang mencair, campuran pendingin baru dibuat dengan cara
yang sama.
5.
HASIL
PENGAMATAN
NO.
|
Zat Terlarut
|
|
Titik beku (°C)
|
Penurunan Titik Beku, ΔTf (°C)
|
|
Nama Zat
|
Konsentrasi
|
|
|
1.
|
Air
|
-
|
0°C
|
0°C
|
2.
|
Lar. Urea
|
1 m
|
0°C
|
0°C
|
3.
|
Lar. Urea
|
2 m
|
-3°C
|
3°C
|
4.
|
Lar.NaCl
|
1 m
|
-3°C
|
3°C
|
5.
|
Lar. NaCl
|
2 m
|
-7°C
|
7°C
|
Pembahasan
Titik beku
larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut. Hal ini dikarenakan zat
terlarut dalam larutan yang menghambat proses pembekuan pelarut, sehingga
larutan lebih sulit untuk membeku dibandingkan dengan pelarut yang tidak ada
penghalangnya. Sebenarnya zat terlarut di dalam larutan tidak membeku akan tetapi
parikel zat terlarutnya terjebak di dalam kristal pelarut yang membeku.
Konsentrasi
(molalitas) mempengaruhi proses pembekuan larutan, dapat kita lihat pada tabel
bahwa urea 1 m membeku pada suhu yang lebih tinggi daripada urea 2 m. Sehingga
dapat kita simpulkan bahwa konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan urea
membeku pada suhu yang lebih rendah.
Konsentrasi
NaCl yang lebih besar akan menyebabkan titik beku yang lebih besar pula. Jadi
konsentrasi NaCl mempengaruhi titik beku NaCl tersebut.
Pada dasarnya,
larutan elektrolit memiliki titik beku yang lebih besar daripada larutan non
elektrolit. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit mengandung lebih banyak ion
dibandingkan dengan larutan non elektrolit.
NaCl misalnya, mengandung 2 ion sehingga titik bekunya lebih besar
daripada urea yang hanya memiliki 1 ion saja jika diuraikan.
Kesimpulan
Titik beku larutan lebih rendah
daripada titik beku pelarut karena larutan emiiki zat terlarut yang menghalangi
pelarut untuk membeku. Zat terlarut tersebut tidak membeku tetapi hanya pelarut
yang membeku, zat terlarut itu terjebak di dalam kristal pelarut yang membeku. Penurunan
titik beku dipengaruhi oleh konsentrasi dan molekul zat tersebut, apabila
konsentrasi besar maka suhu yang dibutuhkan untuk membeku lebih rendah. Jika
molekul zat lebih banyak akan membeku pada suhu yang lebih rendah daripada zat
yang memiliki jumlah molekul sedikit.
Daftar pustaka
Comments
Post a Comment